Wednesday, August 8, 2012

"BELAJAR UNTUK SELALU BERPENGHARAPAN"


NAS: 2 SAMUEL 12:18-25

Saudara-saudara, sebagaimana yang kita ketahui pada bulan ini saudara-saudara kita yang beragana Islam melaksanakan ibadah puasa. Tentunya ibadah puasa ini mempunyai makna tertentu bagi mereka. Kakau dilihat berdasarkan pengertiannya maka puasa dalam ajaran Islam adalah menahan diri dari makan dan minum, serta hal-hal yang membatalkan puasa, mulai dari terbitnya matahari sampai dengan terbenamnya matahari. Dan bagi mereka Puasa bukanlah ritual keagamaan yang bisa dianggap remeh. Ibadah puasa yang dijalankan, di antaranya adalah sebagai latihan untuk mengontrol rohani mereka agar tidak serta merta hanya mengikuti hawa nafsu tetapi belajar untuk sabar dan tabah.

Lalu bagaimana dengan pemahaman puasa dalam Perjanjian Lama? Orang Israel dalam Perjanjian Lama telah mengenal praktek berpuasa sejak lama. Secara umum puasa berasal dari kata “tşŭm” (berpuasa) “tşŏm” (puasa) atau “ānna nafsyô” (menekan hawa nafsu). Berpuasa menurut pengertian tersebut dijalankan dengan cara berhenti atau mengurangi makan (dan kadang-kadang juga minum) selama beberapa saat dalam rangka perendahan diri secara khidmat kepada Allah. 
Perendahan diri tersebut dilakukan dalam rangka berbagai hal. Misalnya, sebagai tanda penyesalan dan pendamaian kepada Allah dari kesalahan manusia.

Saudara-saudara, kembali ke nas kita, sebelum menerima kabar tentang kematiaan anaknya yaitu hasil perselingkuhannya dengan Batsyeba. Raja Daud berpuasa karena memperjuangkan kehidupan anaknya, yang lahir dari perselingkuhannya dengan Batsyeba tersebut. Dan Daud berhenti berpuasa ketika ia mendengar kabar bahwa anaknya telah meninggal. (ayat 23).
Lewat sikap dan tindakan Daud ini saya menangkap bahwa puasanya Daud adalah untuk berdamai dengan Allah dan ia benar-benar memperjuangkan kehidupan anaknya. Namun kita tau bahwa Allah lah yang berdaulat dalam hidup kita, rancangan kita bukanlah rancangannya. 
Kemudian berdasarkan tindakan Daud di atas mengindikasikan kepada kita bahwa Daud adalah seorang pribadi yang selalu berpengharapan. Artinya sebelum segala sesuatu itu terjadi, tentu masih ada harapan baginya. Manusia bisa berusaha dan berharap, selanjutnya biarlah keputusan Tuhan yang jadi dalam hidup ini.
Karena itu di dalam firman ini saya memfokuskan kepada "PENGHARAPAN DAUD."

Saudaraku yang terkasih dalam Tuhan! Seperti Daud yang berharap kepada Tuhan lewat puasa dan tangisnya, perlukah kita berharap atau hidup dalam pengharapan ? Jawaban adalah perlu dan harus!! Baiklah jika kita sepakat mengatakan perlu dan harus maka sekarang kita akan mempelajari kata "PENGAHARAPAN" tesebut. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diterangkan bahwa Pengharapan berasal dari kata dasar harap yang berarti mohon, minta, keinginan supaya sesuatu terjadi dan sesuatu itu biasanya hal yang sesuai dengan kebutuhan atau keinginan. Kita tahu bahwa setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam kehidupan. 
Makanya, Pengharapan adalah suatu pemberian ajaib dari Allah, sumber kekuatan dan semangat di dalam menghadapi ujian-ujian kehidupan yang sangat keras dan berat.
Menurut saudara2 apa sih makna pengharapan itu? Ada banyak makna yang tersirat di dalam kata pengharapan ini. 
Contohnya:
1). Pada saat kita patah semangat, pengharapan menghidupkan kembali semangat kita.
2). Pada saat kita digodai untuk menyerah, pengharapan memampukan kita untuk terus berjalan.
3). Pada saat kita tersesat jalan dan kebinggungan mengaburkan arah tujuan, pengharapan menenangkan kepanikan.
4). Pada saat kita bergumul dengan sakit penyakit yang melumpuhkan dan tidak kunjung sembuh, pengharapan menolong kita untuk bertahan mengatasi kesakitan.
5). Pada saat kita mendapatkan diri kita kehilangan pekerjaan, pengharapan memberitahukan kita bahwa kita masih punya masa depan.
6). Pada saat kita merasa ditolak dan dilupakan, pengharapan memberitahu kita bahwa kita tidak sendirian … kita akan dapat menghadapinya.
7). Pada saat kita mengucapkan salam perpisahan kepada seseorang yang kita kasihi, pengharapan pada kehidupan yang akan datang memampukan kita mengatasi kedukaan tersebut, dst.

Makanya, dikesempatan ini saya ingin tegaskan bahwa pengharapan adalah sebagai Sikap dan cara hidup kita manusia. NAH, Sekarang bagaimana sikap serta cara hidup yang berpengharapan itu dapat dilakukan? 
1. Kita harus selalu berpikir dan bertindak atas dasar bahwa “pasti ada jalan keluar.” Sesulit apapun persoalannya, jalan keluar selalu tersedia. Yang perlu diingat, kesulitan adalah bukan akhir dari segala-galanya. Kesulitan adalah alat bantu bagi kita untuk menemukan jawaban atau jalan keluar yang terbaik dari setiap masalah yang ada. Kesulitan bukanlah jalan buntu dari masalah tapi kesulitan adalah jalan keluar yang tertunda.
2. Kita harus tekun dan berdayajuang tinggi. Ini merupakan syarat untuk bisa memiliki pengharapan yang berkemenangan.
3. Kita harus sanggup menghadapi segala tantangan kehidupan. Tantangan kehidupan adalah sebuah harapan bahwa di balik sebuah tantangan, selalu ada makna, hasil sesuatu yang didapatkan.
4. Kita harus Berserah kepada kehendak Tuhan
Filipi 4:13 menyaksikan bahwa “segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Tuhan mengharapkan penyerahan diri kepada-Nya. Hidup sebagai orang percaya bukanlah hidup yang hanya untuk mendapatkan sesuatu dari Tuhan, tetapi hidup untuk menyingkirkan segala sesuatu yang tidak perlu sehingga semakin dekat kepada-Nya.

Kesimpulan:
Berdasarkan uraian diatas maka ada beberapa hal yang perlu kita ingat dan kita aplikasikan:
1). Dalam setiap permasalahan hidup ini, kita harus tetap tegar. Apapun yang terjadi, kita harus tetap berfokus pada kehendaknya Tuhan.
2). Seperti Daud yang terus berusaha dalam puasa dan tangisnya, kitapun harus terus berusaha dan berjuang dalam setiap harapan kita.
3). Kita harus belajar untuk berkata "Bukan kehendak kami yang jadi tetapi biar kehendakMu yang jadi.
4). Menurut saya, berharap dan berdoa kepada Tuhan tidak harus berpuasa, namun yang penting adalah ketulusan,kejujuran untuk menghadap Tuhan.
5). Dalam pengharapan, kita harus sabar dan percaya pada rancangannya Tuhan, sebab dibalik kesedihan dan keterhilangan, problem, Tuhan tentunya mempunyai maksud dan rancangan yang luar biasa bagi kita. Seperi halnya pengalaman Daud dalam nas ini, Daud kembali mendapatkan anugerah untuk mendapatkan seorang anak yaitu YEDIDIAH yang berarti anak yang dikasihi Tuhan, dan ia adalah Salomo yang akan meneruskan kejayaan kerajaan Israel.

No comments:

Post a Comment