Thursday, October 11, 2012

MAKNA PERJAMUAN KUDUS


NAS: 1 Korintus 11:17-34

Tujuan: Mengubah Paradima yang keliru tentang Perjamuan Kudus.


Saudaraku yang dikasihi Tuhan! Dalam memahami nas firman kita pada hari ini, maka alangkah baiknya kita melihat kontek atau budaya tentang jamuan makan bersama pada masa itu. Perlu kita ketahui, pada zaman itu ada suatu kebiasaan yang rutin dilakukan oleh masyarakat, yakni bertemu dalam acara makan bersama. Nah, dalam jamuan tersebut para pesertanya membawa makanan sendiri-sendiri dan pada gilirannya semua bentuk partisipasi tersebut mereka kumpulkan untuk disajikan dalam sebuah acara makan bersama. 

Namun ternyata di jemaat Korintus, segala hal dalam perjamuan kasih tersebut berlangsung dengan salah. Rupanya, kelompok orang-orang kaya tidak membagikan makanan mereka, melainkan mereka memakannya sendiri dalam kelompok kecil yang eksklusif. Mereka yang kaya tidak mau menunggu anggota jemaat yang lain, yang umumnya adalah jemaat yang tak punya, untuk berbagi makanan dengan mereka. Jadi sementara mereka kekenyangan, jemaat yang lain yang tidak membawa makanan harus rela berdiri dengan perut kosong. Akibatnya makan bersama yang bisa diharapkan menghapus perbedaan sosial di antara mereka nyatanya cuma mampu mengusik perbedaan-perbedaan tersebut.
Saudara, apa yang dilakukan jemaat Korintus ini mendapat kecaman dari Paulus. Paulus menegaskan bahwa perjamuan yang mereka lakukan itu bukanlah perjamuan Tuhan. Eksklusifisme dan sikap tidak mau berbagi yang dipraktekkan oleh para orang kaya ini dikecam Paulus, bukan saja karena akan membawa dampak tidak sehat dalam kehidupan jemaat itu. Namun juga karena sikap yang demikian jelas bertentangan dengan makna perjamuan kudus yang sedang mereka rayakan itu. Bukannya semangat berbagi yang mereka praktekkan, sebaliknya mereka hanya fokus pada kepentingan mereka sendiri. Mereka tidak peduli dengan orang lain. Mereka hanya mengasihi diri mereka sendiri. Tidak ada kasih di dalam perjamuan kasih yang mereka lakukan. Melihat akan situasi yang demikian, maka sangat perlu bagi Paulus untuk meluruskan tentang makna dari Perjamuan tersebut.
Saudaraku! Paulus mengingatkan, pada saat menerima perjamuan kudus, maka kita melihat bahwa sekalipun kita banyak, kita adalah satu tubuh. Satu tubuh itu saling membutuhkan, tidak saling menyakiti baik dalam kata-kata, sikap atau tindakan, dan kita menjadi satu team. Jika ada bagian lain dari tubuh kita yang sakit (misalnya tangan atau kaki) maka kepala (otak) akan memerintahkan untuk membalut. Dan seorang yang menerima perjamuan kudus, akan melihat sekelilingnya dan melepaskan kasih serta pengampunan kepada saudara yang lain sebagai satu tubuh. Karenanya, Paulus mengajak setiap orang harus memeriksa dirinya sendiri sebelum makan roti dan minum dari cawan itu karena betapa suci perjamuan kudus yang kita lakukan.

APLIKASI NAS


1. Hati-hati terhadap praktek perjamuan kudus yang salah



Mungkin banyak di antara kita yang sudah mendengar praktek-praktek Perjamuan Kudus yang dilakukan berbagai kelompok kekristenan saat ini. Salah satu penyimpangan yang sangat popular saat ini adalah menjadikan roti dan cawan Perjamuan Kudus itu sebagai magis (jimat) atau mantra dimana dengan ikut mengambil Perjamuan Kudus, ada suatu anggapan bahwa semua jenis penyakit dan penderitaan akan lenyap dan jika seseorang itu masih tetap memiliki sakit penyakit, itu berarti ia tidak beriman atau tidak percaya Yesus.



Ada juga orang yang mengganggap roti dan cawan Perjamuan Kudus itu bisa memberikan suatu perlindungan dan kekebalan dalam dirinya dimana dengan rutin mengikuti Perjamuan Kudus, tubuhnya menjadi kebal terhadap segala jenis penyakit dan sebagainya. Yang lebih populer bagi kaum pelajar saat ini, ada yang mengajarkan bahwa dengan turut mengambil roti dan cawan Perjamuan Kudus, mereka bisa menjadi pintar dan lulus ujian. Dan Woow, ini sudah cukup familiar dengan kekristenan. Ya! Semua ini dilakukan karena adanya suatu anggapan bahwa roti dan cawan itu berperan sebagai magis atau mantra yang mendatangkan suatu kekuatan dan perlindungan bagi mereka yang mengambilnya.

Saudaraku! Menjadi orang Kristen harus cerdas dalam iman, apa yang dikatakan Tuhan bahwa tubuh-Nya diserahkan itu merupakan suatu nilai peringatan dan nilai untuk mengenang akan kematian Tuhan. Bukan untuk kepentingan diri sendiri, untuk kita sukses, bahagia, tetapi itu semua menjadi peringatan. 


2. Kebersamaan



Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan kebersamaan dalam kehidupannya. Allah menciptakan manusia beraneka ragam dan berbeda-beda tingkat sosialnya. Ada yang kuat, ada yang lemah, ada yang kaya, ada yang miskin, dan seterusnya. Demikian pula Allah menciptakan manusia dengan keahlian dan kepandaian yang berbeda-beda pula. Semua itu adalah dalam rangka saling memberi dan saling mengambil manfaat. Orang kaya tidak dapat hidup tanpa orang miskin yang menjadi pembantunya, pegawainya, sopirnya, dan seterusnya. Demikian pula orang miskin tidak dapat hidup tanpa orang kaya yang mempekerjakan dan mengupahnya.
Seperti halnya sapu lidi, jika sapu lidi tersebut hanya berjumlah satu buah lidi, ketika digunakan untuk menyapu seluruh halaman, maka akan memerlukan waktu yang cukup lama dan sangat sulit, namun jika sapu lidi tersebut memiliki lidi yang berjumlah banyak, maka akan dapat membersihkan semua halaman dengan cepat.



3. Semangat berbagi



Mendengar istilah berbagi, peduli terhadap sesama sudah tak asing lagi dengan kehidupan kita. Sebuah kebahagiaan tidak dinilai dari seberapa banyak harta atau materi yang kita punya, tetapi kebahagiaan akan lebih bermakna jika saudara-saudara di sekitar kita juga merasakan kebahagiaan. Tak pantas jika hidup kita bahagia, tetapi saudara kita tak bisa merasakan kebahagiaan seperti yang kita rasakan. Berbagi dengan sesama, apalagi kepada kaum yang memang membutuhkan bantuan, memang bisa mendatangkan kebahagiaan tersendiri.
MEMBAGI KARENA BERKELEBIHAN ADALAH BIASA, TAPI MEMBAGI DARI KEKURANGAN ITULAH YANG LUAR BIASA.



KESIMPULAN:

Dari uraian di atas maka kita dapat menarik kesimpulan:


1. Perjamuan kudus bukan berisi magic/mantra tapi perjamuan tersebut adalah untuk memperingati pengorbanan Yesus.



2. Ketika kita menyebut diri ini pengikut Kristus, maka hiduplah dalam kebersamaan, selesaikan segala perselisihan/pertengkaran saat ini juga, sebab Tuhan telah lebih dahulu mengampuni kita.



3. Banyak orang disekitar kita yang butuh perhatian dan uluran kasih kita karena kekurangan mereka. Karenanya, tanamkan semangat berbagi. SAYA SENANG, DIA PUN SENANG. AMIN

1 comment:

  1. Do this hack to drop 2lb of fat in 8 hours

    Over 160k women and men are losing weight with a easy and secret "water hack" to drop 2lbs each night while they sleep.

    It's proven and it works every time.

    This is how you can do it yourself:

    1) Hold a clear glass and fill it up half full

    2) Now do this awesome hack

    so you'll be 2lbs thinner as soon as tomorrow!

    ReplyDelete