Monday, July 16, 2012

"We are the Messengers of God"


Nas : Kisah Para Rasul 2:14-40

Saudara-saudara, dalam sejarah lahir dan berkembangnya gereja di dunia ini, Petrus adalah seorang tokoh yang penting di antara Para Rasul dan Gereja mula-mula. Selain dari perannya dalam sejarah Gereja, Petrus adalah salah satu tokoh iman dalam Alkitab yang paling memikat. Selain karena memang namanya sangat sering disinggung di dalam Injil dan Kisah Para Rasul, kisah hidupnya juga sangat mudah kita identifikasi. Sebelum mengikut Kristus, ia adalah seorang nelayan yang memiliki kepribadian yang meledak-ledak. Berkali-kali ia berkata-kata tanpa berpikir panjang , tapi Kristus mengasihi dan memilih-Nya sebagai salah satu sahabat terdekat-Nya. Dan sebagaimana yang kita ketahui beberapa kali pula ia melakukan kesalahan , tapi Yesus mengampuninya, bahkan memberinya kepercayaan untuk menggembalakan umat-Nya dan setelah Yesus terangkat ke Sorga, Petrus pula yang kemudian mula-mula berperan penting dalam mewartakan Injil dan menggembalakan Gereja mula-mula (Kisah Para Rasul 2:14-40). 


Saudara-saudara, apabila kita menyimak dengan sungguh-sungguh nas kita pada hari ini, yaitu Kisah Para Rasul 2: 14 – 40, maka di dalamnya terdapat sebuah kotbah Petrus yang sangat luar biasa sekali dan sangatlah sistematis. Yang mana kotbah Petrus itu paling tidak berisi beberapa penjelasan, yaitu: Ia mencoba menjelaskan apa yang sedang terjadi pada saat itu, di mana orang banyak menganggap bahwa murid-murid yang ada dalam keadaan mabuk. Petrus menjelaskan bahwa mereka itu bukan sedang mabuk anggur manis sebab waktu itu masih jam sembilan pagi. Petrus menjelaskan demikian sebab sebelum jam sembilan pagi pada hari Sabat atau hari raya lainnya orang-orang Yahudi Ortodoks tidak akan makan atau minum dan biasanya mereka tidak akan minum anggur kecuali kalau sedang makan, makanya dengan tegas dan berani ia mendobrak pemahaman atau stigma yang ingin menjatuhkan orang-orang tersebut. Seperti yang tercatat pula dalam khotbahnya ini, Petrus-pun mengatakan bahwa apa yang sedang terjadi itu sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, dan mereka harus menghormatinya. Dan hal yang sangat penting ialah ia memberitakan tentang akhir zaman yang penuh dengan kengerian dan berita tentang Israel yang telah membunuh Mesiasnya yaitu Yesus Kristus.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, kita mungkin bertanya, mengapa Petrus mengungkapkan hal-hal tersebut kepada orang banyak yang berkumpul saat itu? Apa sih alasannya? Alasannya adalah supaya pendengarnya ketakutan dan menyadari bahwa mereka butuh pertolongan, sebab tanda-tanda ini adalah merupakan ancaman kebinasaan yang sangat menakutkan bagi setiap orang. Tetapi barang siapa berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Secara kejiwaan, khotbah Petrus ini memang membuat para pendengarnya sangat ketakutan dan seolah-olah tidak ada harapan lagi bagi mereka untuk diselamatkan. Makanya, karena para pendengarnya telah merasa ketakutan, akhirnya mereka mengajukan pertayaan: “Apakah yang harus kami perbuat saudara-saudara?” Kemudian Petrus memberitahukan kepada mereka bagaimana agar diselamatkan: mereka harus bertobat dari dosa-dosa mereka dan percaya kepada Yesus Kristus. Kemudian mereka mereka juga dihimbau untuk membuktikan ketulusan pertobatan dan iman mereka dengan cara di baptis dalam nama Yesus Kristus. Saudara-saudara, dalam tugas dan panggilan pemberitaan firman, memang tidak dapat disangkal, kita sering kali diperhadapkan dengan tantangan, kesulitan dan juga pergumulan-pergumulan. Kesulitan dan pergumulan itulah yang kerap kali membuat kita mundur dari panggilannya sebagai pemberita firman. Namun, sebagai orang percaya kita harus terus dan tetap memenuhi panggilan kita memberitan Injil, sebab Allah tidak membiarkan kita sendirian. Dia menjamin bahwa sampai kepada akhir zaman kita disertai dan dilindungi, tidak akan dibiarkan sendirian, meski memang sulit dan bahkan penuh tantangan, namun kita harus percaya bahwa Yesus selalu memberi kekuatan bagi kita. 
Nah, melalui hari Pentakosta yang kita rayakan pada hari ini, kiranya hati kita pun diliputi oleh keharuan. Suatu keharuan yang mendorong pada keselamatan. Keharuan yang mendorong pada pertobatan. Keharuan yang mendorongkan kita meninggalkan dosa-dosa. Keharuan yang mendorong pada perubahan pikiran dan perilaku kita . Keharuan yang mendorong kita bersikap menghargai karya penyelamatan yang telah dilakukan Bapa melalui Yesus Sang Mesias. Dan dalam keharuan tersebut, seperti pertanyaan orang-orang saat itu, kita juga diajak untuk bertanya dalam hati kita masing-masing, “Apa yang harus saya perbuat sekarang?” Apa yang harus saya lakukan sebagai orang beriman yang telah mengalami karya penebusan Mesias?” Apakah saya hanya akan berpuas diri menjadi seorang beriman yang cukup rajin datang beribadah pada hari minggu dan memberikan persembahan keuangan saja ? Atau apakah saya hanya akan berpuas diri ketika mengetahui sedikit Firman Tuhan? Saudara-saudara, biarlah hari raya Pentakosta ini menjadi momentum bagi kita untuk berbuat lebih lagi bagi Tuhan dengan peduli dan membantu pekerjaan Tuhan melalui keterlibatan dan melibatkan diri dalam melayani jiwa-jiwa yang ada di sekitar kita. Atau dengan memiliki kerinduan untuk selalu terlibat dalam memberitakan Injil. 

*Selamat Hari Pentakosta*

1 comment:

  1. Sangat2 membantu tuk pelayanan terima kasih Tuhan
    TUHAN MEMBERKATI KITA SEMUA amin

    ReplyDelete