Monday, July 16, 2012

"BERITAKAN, NASIHATI DAN YAKINKAN MEREKA!"


"BERITAKAN, NASIHATI DAN YAKINKAN MEREKA!"

NAS: TITUS 2:11-15

Saudara-saudara, Titus adalah seorang Kristen pada abad pertama yang mempunyai andil cukup besar dalam memelihara persatuan dan keutuhan dari sidang-sidang jemaat yang telah berdiri.

Dalam pelayanannya, Titus menghadapi suatu masalah konkrit, yakni ajaran sesat. Keadaan jemaat di Pulau Kreta sangat mengecewakan. Gereja tidak terorganisir dengan baik. Jemaatnya hidup secara duniawi. Berita Injil digabungkan dengan berbagai unsur dari dalam agama Yahudi maupun dari agama non-Yahudi sehingga menyebabkan kekacauan ajaran di kalangan orang Kristen.



Lalu, dilihat dari perilaku mereka, orang kreta ini suka menipu, hidup kesusilaan mereka rendah, dan mereka suka mencari kenikmatan dengan cara yang tidak halal. Dan orang-orang yang dilayani Titus yakni orang-orang Kreta bukanlah orang yang dari sananya berbudi halus, tetapi mereka merupakan orang yang suka main kayu demi ambisinya, suka seruduk sana-seruduk sini demi kepentingan pribadinya.

Saudara-saudara, melihat akan latar belakang kehidupan orang-orang di kreta diatas, maka dapat dikatakan bahwa tugas Titus yang masih muda ini sangatlah berat. Karena ia masih muda, ada kemungkinan ia bisa dilecehkan oleh orang yang lebih tua dari padanya. Sebab, seperti yang kita ketahui, ada banyak orang yang lebih tua menganggap bahwa dirinya punya banyak pengalaman,lebih senior, lebih pintar,dst. Karenanya, dengan kemungkinan-kemungkinan tersebut Paulus ingin agar Titus dapat menjaga kewibawaannya.

Saudara-saudara, sesuai dengan nas kita hari ini, berita yang harus disampaikan kepada jemaat di kreta adalah tentang kasih karunia atau anugerah. Mengapa hal ini disampaikan? Sebab, pada masa itu mereka memahami Injil secara keliru dan mengganggap keselamatan oleh iman tidak ada hubungannya dengan ketekunan dan kesalehan.
Di samping itu, mereka beranggapan bahwa melakukan perbuatan baik merupakan syarat untuk memperoleh keselamatan.

Dengan masalah yang cukup kompleks di atas, maka Titus mendapatkan tugas untuk meluruskan paradigma yang keliru itu dengan menjelaskan tentang kasih karunia atau anugerah dan apa-apa saja yang perlu dilakukan setelah mendapatkan anugerah Allah tersebut.

Saudara-saudara, Anugerah dalam bahasa Yunani adalah "kharis", hal ini untuk menggambarkan tentang kebaikan Allah yang berlimpah kepada kita. Anugerah ini diberikan Allah kepada kita secara cuma-cuma (gratis) yang mana anugerah ini sebagai suatu pemberian yang sangat besar yang pernah kita dapatkan dan pemberian ini juga tidak akan pernah kita dapatkan dari orang lain selain daripada Dia yang telah memberikan hidup kepada kita.
Dan anugerah yang cuma-cuma tersebut adalah berupa keselamatan atau hidup yang kekal. Inilah yang diidam-idamkan oleh kita manusia dari dulu hingga masa kini.

Berbicara mengenai mengenai keselamatan maka keselamatan berasal dari kata kerja zoso yang arti dasarnya ialah “menjadi sehat”, menyembuhkan”, “menyelamatkan”, “mengawetkan” dalam kaitannya dengan manusia berarti “menyelamatkan dari kematian” atau “mempertahankan hidup".

Dan konsep keselamatan menurut tokoh Reformasi Martin Luther adalah ;
"Keselamatan sepenuhnya adalah pemberian dari anugerah Allah melalui Kristus yang diterima oleh iman. Keselamatan adalah karena anugrah, hadiah yang kita tidak layak dapatkan dari Allah (Efesus 2:5, 8), dan hanya tersedia melalui iman di dalam Yesus Kristus (Kisah 4:12)".

Nah, karena jemaat-jemaat di kreta memperoleh keselamatan tersebut, maka sebagai bukti iman mereka kepada Yesus Kristus, mereka harus meninggalkan segala kefasikan, kejahatan atau perbuatan-perbuatan mereka yang tidak senonoh,dst.

Lalu untuk melancarkan proses transformasi terhadap paradigma yang keliru dan demi perubahan perilaku serta moral jemaat-jemaat di kreta tersebut di atas, Titus dituntut untuk memberitakan firman yang sebenarnya, menasihatkan serta menyakinkan mereka dengan segala kewibawaannya.

Saudara-saudara, baiklah, sekarang saya ingin mengajak kita masuk dalam penjelasan dari proses pelayanan transformasinya, Titus. Kita akan melihat dan mempelajari steps dari Titus yang dikomando oleh Rasul Paulus;

A. FIRST STEP ; "Memberitakan Kebenaran Firman"

Kondisi manusia di saat Paulus menuliskan surat ini, sedang mengalami kemerosotan moral. Dan berdasarkan analisis Paulus bahwa kemerosotan moral itu dapat diantisipasi melalui pemberitaan firman Tuhan yang akan mentransformasikan kehidupan bagi siapa saja yang dengan segenap hati mendengarnya. Itu artinya, tidak satu pun buku yang dapat mengubahkan hidup manusia kecuali Alkitab. Gagasan itulah yang ditekankan oleh rasul Paulus melalui teks ini, sehingga kehidupan umat Tuhan mengalami transformasi oleh pemberitaan firman Tuhan.

B. SECOND STEP ; "Menasihati"

Wah, tugas memberi nasihat kepada orang lain terlebih jika yang dinasihati itu lebih tua dari pada kita, tentu bukanlah pekerjaan yang mudah. Sebab, acapkali orang yang lebih tua tidak mau menerima masukan atau nasihat dari yang lebih muda. Mungkin disebabkan oleh senioritas, gengsi, ketokohan,dst. Tapi, disini kita harus belajar, bahwa senioritas atau ketuaan, jabatan, kekayaan, pendidikan yang tinggi tidak menjamin bahwa orang tersebut dewasa dalam iman, perbuatan dan tindakan. Tidak ada manusia yang perfec.

Maka untuk itulah, kita harus saling mengingatkan dan saling menasihati satu dengan yang lainnya. Karenanya nasihat adalah untuk membangun, bukan menjatuhkan; sedangkan hasil dari nasihat yang baik adalah damai sejahtera dan sukacita.
Dan akhirnya tujuan nasihat yang akan disampaikan oleh Titus adalah supaya jangan ada orang percaya yang menerima firman hanya sebagai bahan informasi belaka atau sekedar tujuan prestasi akademis semata-mata, namun harus menerimanya sebagai kebenaran firman yang menghasilkan kekudusan dan gaya hidup yang benar, selaras dengan apa yang Kristus kehendaki. Supaya ketika penyesatan mencoba mendekat ataupun ketika tantangan masuk kedalam kehidupan orang percaya, maka ia tidak mudah menjadi lemah dan jatuh.
Bila ada nasihat yang tidak menghasilkan damai sejahtera bagi diri sendiri atau bagi orang lain, maka nasihat itu harus kita pandang sebagai tipu daya.

C. THIRD STEP : "Meyakinkan dengan Kewibawaan"

Selama ini banyak orang berpikir bahwa pribadi berwibawa itu berbadan tegap, berkumis tebal dan bertampang galak. Itu berarti selama ini kita salah persepsi. Karena sebenarnya, pribadi yang berwibawa jauh dari kesan seperti itu.
Kewibawaan seseorang tidak selalu ditunjukkan dengan penampilan yang anggun atau gagah. Tidak harus dengan sikap yang terkesan angkuh atau galak, karena kewibawaan seseorang lebih terpancar dari dalam diri atau inner beauty masing-masing.

Orang yang berwibawa biasanya low profile, tidak angkuh. Ia mampu bersikap rendah hati dan tidak terlalu menjaga jarak dengan bawahannya. Namun bukan berarti bisa disepelekan karena ia justru akan dihormati sebagai pemimpin yang berwibawa dan rendah hati. Orang yang berwibawa dihormati dan disegani orang lain. Ia mampu menyesuaikan diri di lingkungan mana pun, baik di kalangan atas maupun bawah. Hal itu nampak dalam tutur bahasa, sikap dan perilakunya.
Tentu saja ini harus didukung dengan kemampuan berkomunikasi yang baik. Tidak harus jadi orang yang banyak bicara atau pendiam. Walaupun kebanyakan orang yang berwibawa awalnya memang berasal dari sikap pendiam. Namun, yang penting kita harus mampu membawa diri. Tahu kapan harus diam dan kapan harus bicara. Ia juga tahu waktu yang tepat kapan harus bersosialisasi dan kapan harus sedikit individualis.

Di samping itu pula orang yang berwibawa juga harus punya rasa percaya diri. Orang-orang pasti akan kaget ketika melihat pemimpinnya tidak mampu berbicara di muka umum karena tidak memiliki rasa percaya diri. Oleh karena itu, melatih kemampuan public speaking untuk meningkatkan rasa percaya diri sangat diperlukan. Dan inilah yang dikehendaki Paulus agar Titus tidak menjadi lemah, namun terus menjaga integritas dan memiliki roh yang berkobar-kobar dalam menjalankan tugas dengan penuh kewibawaan, sehingga kehidupannya benar-benar menjadi kesaksian hidup.

Saudara-saudara, dari penjelasan diatas, bagaimana implementasinya bagi hidup kekristenan sekarang ini?

1). Tuhan menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran, karena itu Ia memanggil dan mengutus umatNya untuk memberitakan Injil. Kita yang ada saat ini termasuk bagian dari orang yang diselamatkan dan dipanggil dalam panggilan kudus itu. Sifat tidak malu, tidak takut memberitakan Injil dan rendah hati adalah merupakan pertanda bahwa anugerah yang kita miliki itu berharga bagi kita. Mungkin selama ini kita masih sering ragu, malu bahkan takut untuk memberitakan Injil, tetapi hari ini kita diingatkan supaya kita memiliki keberanian.

Kita mungkin meragukan kemampuan kita sendiri tetapi kita tidak boleh meragukan kemampuan Tuhan. Ingatlah bahwa Tuhan bisa menggunakan siapa saja untuk melakukan kehendak-Nya, termasuk diri kita sendiri dan jika kita ingin dipakai untuk kemuliaan Tuhan, kita harus mengijinkan Tuhan untuk memakai kita untuk membagikan kabar baik.

2). Kita harus bersyukur atas semua anugerah yang Tuhan berikan dalam hidup kita. Setelah kita mendapatkan kita juga harus membagikannya kepada mereka yang belum menerima Anugerah hidup kekal ini. Bagaimana caranya? Kita dapat menceritakan tentang Tuhan Yesus Kristus tentang segala perbuatan-Nya (Karya Penyelamatan), tentang kasih-Nya yang menyelamatkan kita.

3). Janganlah menjadi Kristen yang disebut Kristen Tomat (Tobat Kumat Tobat Kumat), yang biasanya Minggu datang ke gereja dan mengaku segala dosanya kemudian pada hari senin sampai sabtu kembali berbuat dosa lagi dan minggu mengaku dosa lagi. Bukan orang seperti ini yang dimaksud dan diinginkan Tuhan, orang yang di inginkan Tuhan adalah mereka yang dengan sungguh-sungguh membuka hati dan menerima Dia sebagai Juruselamat pribadi, maka dialah yang akan memperoleh Anugerah hidup kekal.

4. Dalam hidup ini manusia butuh sentuhan, seorang yang jarang mendapatkan sentuhan, maka ada sesuatu yang hilang dalam bagian hidupnya. Seorang bayi tidak hanya memerlukan susu, tetapi juga memerlukan gendongan, sentuhan dan pelukan kasih-sayang. Sepasang kekasih sangat menikmati sentuhan tangan ketika bergandengan, seorang anak merasa aman ketika berjalan sambil menggandeng tangan orang-orang terdekatnya. Perjumpaan antara dua orang sahabat yang lama berpisah kedua-nya akan secara spontan berpelukan saat bertemu.
Sentuhan di punggung menandakan sebuah dukungan, sentuhan di pundak mengungkapkan tanda setuju, sentuhan di tangan mengungkapkan rasa kasih. Sentuhan tangan di kepala dapat berarti sebuah berkat. Sentuhan saat berjabat tangan dapat berarti banyak hal; keakraban, kesepakatan, dan sebagai alat interaksi antar sesama yang sederhana dan efektif.

KESIMPULAN : 
Saudara-saudara, Gereja adalah tempat Tuhan membimbing umat-Nya untuk menjadi orang Kristen yang dewasa. Melalui para hamba-Nya, Tuhan memberikan pengajaran untuk memperlengkapi umat-Nya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di dunia ini. Sebagai umat Tuhan, apakah saudara sudah memegang ajaran yang sehat? Apakah saudara sudah menjalankan hidup sesuai dengan pengajaran yang telah saudara terima? Ingat!!! Mempraktikkan ajaran yang sehat di mana pun Tuhan menempatkan kita merupakan tantangan bagi setiap orang percaya. 

Akhirnya, panggilan bagi setiap umat Tuhan adalah melaksanakan Amanat Agung, menjadikan semua orang menjadi murid-murid Yesus. Setiap orang Kristen yang telah menerima keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus, secara otomatis dia menjadi hamba Kristus. Sebagai hamba, kita harus menjalankan fungsi kita sebagai garam dan terang. Mari kita menjadi Titus-titus masa kini. Amin.

No comments:

Post a Comment