Monday, July 16, 2012

JURUS JITU MENGHADAPI PERMASALAHAN


NAS : AYUB 20:1-29

Saudara-saudara, seperti yang tercatat dalam perikop kita hari ini, Zofar mempunyai suatu asumsi bahwa penderitaan, masalah atau kemalangan Ayub pada saat itu adalah oleh karena Ayub melakukan ketidakbenaran atau kesalahan di hadapan Allah. Perlu kita ketahui bahwa Zofar adalah seorang yang memang suka berasumsi ( berbicara tanpa pertimbangan dan memamksakan keberterimaan). Artinya, asumsinya yang sangat kuat tidak disertai uji kebenaran. Dan Zofar juga adalah pribadi yang berpegang pada dogma agama. Tampaknya, ia lebih kuat menganut dan dipengaruhi sentimen budaya.  


Pada masa kini , salah satu teori yang dominan dan umum dikenal dan dianut sebagian orang adalah memahami bencana, masalah atau penderitaan tersebut sebagai peringatan atau hukuman Allah. Jika demikian halnya, maka tindakan yang paling tepat untuk meresponi setiap kemalangan atau bencana yang demikian adalah, merenung, memeriksa diri dan bertobat dari segala pelanggaran dan dosa-dosa. Sekarang, apakah benar bahwa setiap penderitaan yang selalu dialami oleh manusia adalah akibat dosa manusia tersebut?
1. Penderitaan menurut Alkitab. 
Jika kita meneliti alkitab, maka ada beberapa hal penting yang dapat kita catat dalam hubungannya dengan penderitaan.
Pertama: Alkitab mengajarkan bahwa penderitaan adalah fakta, bukan imajinasi atau ilusi. Dan jika kita amati bahwa penderitaan itu terjadi secara umum, dialami oleh mereka yang percaya dan melayani Tuhan. Kedua: Penderitaan (juga berkat) terjadi dalam kedaulatan Allah yang memelihara ciptaanNya, khususnya anak-anakNya. Yang dimaksud kedaulatan Allah disini ialah bahwa Allah bebas bertindak dan memutuskan sesuatu menurut kehendakNya sendiri, dan tidak dipengaruhi oleh oknum lain di luar Dia. Ketiga: Penderitaan bisa bersifat positif dan negative. Jadi, kita harus berhati-hati untuk tidak menyamaratakan penderitaan tersebut, seolah-olah itu pasti karena dosa seseorang. Orang yang menderita itu pasti karena dihukum Allah. Kita harus sungguh-sungguh berhati-hati dengan pemahaman seperti ini. Dan Alkitab telah mencatat contoh-contoh adanya kesalahan penderitaan yang sangat berat ini semakin berat lagi dengan adanya tuduhan dari sahabatnya Zofar. Keempat: Penderitaan menurut Alkitab merupakan suatu keharusan, bukan pilihan yang boleh ada dan tidak ada. Barangkali ada yang tidak setuju dengan pandangan seperti ini, khususnya kelompok yang mengajarkan apa yang dikenal dengan Teologi Sukses. Menurut pandangan tersebut, Allah sedemikian baik, karena itu Dia tidak akan membiarkan umat ciptaanNya menderita. Sebaiknya, Allah terus mengaruniakan keberhasilan kepada setiap umat yang hidup berkenan kepadaNya. Penderitaan dinilai sebagai bukti adanya hukuman dan absennya berkat Allah. Namun pandangan seperti ini dapat dengan tegas ditolak, karena jelas tidak sesuai dengan pengajaran firman Allah, “sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia” (Filipi 1:29). Kelima: Penderitaan dan kesulitan menjadi alat Allah untuk memurnikan, menguji dan menyempunakan iman kita. Seseorang pernah mengatakan bahwa nelayan yang baik tidak pernah dihasilkan dari pelayaran tanpa ombak dan badai. Demikian juga, orang Kristen yang dewasa tidak pernah dihasilkan dari kehidupan tanpa tantangan, kesulitan dan masalah. 
2. Bagaimana sikap kita untuk menghadapi penderitaan tersebut? Atau kiat maupun skill semacam apa untuk kita menghadapi pencobaan, penderitaan dan masalah-masalah dalam hidup ini?
Saat ini, kita mau diajak untuk mengendalikan masalah itu, dan bukan masalah/cobaan yang mengendalikan kita. Karenanya kita harus memperhatikan hal-hal berikut:
a. Kita harus berkata bahwa tidak ada masalah yang rumit/ruwet seserius apapun masalah tersebut.
b. Masalah menjadi berat bukan karena bobot masalah tetapi karena cara pandang kita yang tidak Alkitabiah. 
c. Masalah adalah batu loncatan (steeping stone) menuju promosi ilahi.
d. Melalui masalah kita menjadi terampil dan siap menghadapi tantangan apapun.
e. Masalah tidak punya kuasa,justru kitalah yang memiliki kuasa untuk menaklukkan masalah tersebut.
f. Pada waktu berhadapan dengan masalah maka Tuhan selalu menyediakan jalan keluar.
Saudara-saudara, sebuah pabrik yang menciptakan gembok, pasti akan membuat kunci untuk setiap gembok tersebut. Bayangkan betapa konyolnya jika mereka hanya jual gembok tanpa anak kunci. Analogi yang sederhana ini kiranya memberikan pencerahan kepada kita bahwa hal yang sama Tuhan lakukan dalam hidup kita. Ketika Tuhan mengijinkan sebuah persoalan, maka sesungguhnya Dia sudah punya jawaban untuk persoalan tersebut. Tuhan tidak pernah membiarkan kita mengalami persoalan yang tak terpecahkan atau masalah yg tidak ada jalan keluarnya. Tuhan menyediakan kunci untuk setiap pergumulan hidup yang kita alami. Jadi, bagi kita orang yang percaya, masalah bukan lagi merupakan sesuatu yang dapat melemahkan atau menghalangi kita untuk terus maju, karena kita tidak pernah sendirian menghadapinya sebab Tuhan ada bersama dengan kita. Dan ingat, pada waktu saudara menghadapi sebuah situasi dan tidak mengetahui apakah situasi itu berbahaya atau tidak atas kerohanian kita, maka berdoalah seperti ini: Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi ketika saudara sudah masuk ke dalam pencobaan itu, maka berdoalah seperti ini, lepaskanlah kami dari yang jahat. Amin

No comments:

Post a Comment