Tuesday, July 17, 2012

‎"Disobedience Brings Punishment"


NAS : 2 SAMUEL 6:1-14

Saudara-saudara, nas kita hari ini mengisahkan bagaimana Raja Daud memindahkan tabut perjanjian Allah dari daerah Efraim ke Yerusalem. Dan dalam pemindahan bait tersebut ada suatu kejadian yang sangat tragis yaitu Allah murka terhadap Uza, dan menghukumnya hingga ia mati di dekat tabut Allah, karena ia memegang tabut Allah.
Jika kita pikir-pikir, Allah tidak adil membunuh Uza tatkala dengan sukarela ia berusaha melindungi tabut Allah dari kerusakan atau aib ketika lembu-lembu tersandung dan tabut itu tergelincir. Apakah tidak seharusnya Uza dipuji karena dengan sigap tampil untuk melindungi tabut Allah?
Tapi tunggu dulu!!!! Supaya kita tidak terperangkap dalam lingkaran tersebut, maka kita harus mengetahui alasan mengapa hal ini harus terjadi? Padahal dia hanya memegang tabut itu saja!!
Saudara-saudara, Tabut memang hanyalah suatu barang. Namun, bukan sembarang barang, tabut adalah barang yang kudus, sebab melambangkan kehadiran YHWH di tengah-tengah bangsa Israel. Karena itu, tabut tidak boleh diperlakukan secara tidak hormat. Sikap seseorang pada tabut menggambarkan sikapnya pada YHWH sendiri. Termasuk hal yang dilarang adalah menyentuh/memegang tabut Allah. Jika orang itu tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang dikuduskan, jangan berani-beraninya menyentuh barang kudus itu. Sebab akan dianggap melakukan “tindak pelecehan” dan hukuman mati adalah ganjaran yang paling cocok untuk membayar kesalahan orang itu. 
Tuhan telah dengan jelas mengajarkan bahwa sekalipun kaum Kehat, yaitu keluarga Lewi ditugaskan untuk mengangkut tabut itu, "janganlah mereka kena kepada barang-barang kudus itu, nanti mereka mati" (Bilangan 4:15). Kalaupun Uza bukan seorang Kehat atau seorang Lewi, ia tetap harus tahu apa yang diajarkan hukum dalam Bilangan 4 dan 7. Allah tidak hanya menepati janji-janji-Nya, melainkan juga menggenapi ancaman-ancaman-Nya! Hanya orang-orang tertentu yang diperkenankan berurusan dengan tabut Allah, orang-orang Lewi misalnya, itu pun dengan berbagai ketentuan yang sangat ketat (bdk. Bil. 4:5,15,20; Kel. 25:15). 

APLIKASI NAS:

Saudara-saudara, kita mungkin seperti Daud yang tak mengerti dan cendrung membela Uza, yang kita anggap tak selayaknya mendapatkan hukuman yang se-tragis itu. 
Tapi ingat, sebenarnya tidak ada tempat dalam agama Yang mengijinkan melanggar Perintah Tuhan.
Kematian Uza sebenarnya bukanlah keanehan sebab sejak jauh hari, Tuhan telah memberitahukan bahwa hanya kaum Lewi saja yang berhak mengangkat atau menyentuh Tabut itu, jadi dengan alasan apapun sebenarnya Uza telah salah, meski saat itu merupakan perayaan yang penting bagi mereka tetapi Allah tidak memberikan ijin untuk melanggar ketentuannya. Bagi Allah Yahweh tidak ada alasan apapun untuk melanggar perintaNya meski itu dalam rangkaian ibadah maupun seremonial keagamaan Yahudi, sebab yang Ia kehendaki ialah ketaatan.

Demikian juga pada masa kini, Tuhan juga menghendaki hal yang sama yaitu Tuhan lebih respek terhadap ketaatan ketimbang seremonial agamawi kita, tetapi sayangnya kita lebih cendrung lebih nyaman melakukan ritual keagamaan ketimbang taat kepadaNya. Ya, KETAATAN!!
Apa itu ketaatan? Ketaatan dalam bahasa Ibraninya adalah ‘shama’ yang berartikan ‘mendengar dengan memakai intellektual’ atau ‘meresponi dengan kebijaksanaan suatu panggilan.’ Ketaatan adalah penundukan diri secara bijaksana terhadap keinginan dari orang-orang yang mempunyai otoritas dari Tuhan. Ketaatan bertujuan untuk mematahkan kehendak kita untuk mengikuti kehendak orang-orang yang mempunyai otoritas dari Tuhan.
Jika dilihat dari bahasa yunani maka kata ketaatan mengandung pengertian mendengar, menyimpan, merenungkan serta siap melaksanakan. 

Bagi kita orang percaya, Allah menuntut ketaatan kita dan pengakuan nyata bahwa kita percaya kepada-Nya. Ketaatan kita kepada Allah akan memberi arah dan petunjuk untuk kehidupan kita, yang tentunya akan melindungi kita dari hal-hal yang membahayakan, karena Allah tidak pernah merancangkan hal-hal yang buruk bagi kita, melainkan rancangan damai sejahtera dan hari depan yang penuh pengharapan (Yeremia 29:11). Ketaatan kepada ALLAH adalah juga pertanda bahwa kita mengasihi-Nya (baca Yohanes 15:14).

Ada sebuah ilustrasi: Wood ducks (Bebek kayu) !
Wood duck adalah sejenis bebek yang apabila mau bertelur, ia akan mencari sebuah pohon dan kemudian melubangi pohon tersebut (kurang lebih 30 m dari tanah) dan membuat sarang didalam pohon tersebut. Telurnya dikerami untuk selama 11 hari. Selama induk mengerami telurnya, ia berkomunikasi dengan anaknya yang masih belum sempurna. Komunikasi adalah suatu hal yang sangat penting bagi bebek kayu ini. Dan apabila sudah tiba waktunya untuk menetas, maka sang induk memerintahkan kepada setiap anak, yang didalam telur, untuk memecahkan kulitnya sehingga mereka boleh keluar dari telur tersebut. Setelah menetas dua puluh empat jam, maka sang induk turun dari sarang dan kemudian memerintahkan supaya setiap anaknya melompat kebawa, dengan ketinggian 30 meter. Anak- anaknya mendengar panggilan sang induk, dan kemudian melompat/ terjun dari sarang (bayangkan anak bebek yang masih kecil mungil harus melompat setinggi 30 meter) Ketaatan berarti hidup dan tidak taat berarti mati bagi anak-anak bebek kayu ini.
Apabila mereka tidak taat, mereka akan tinggal dilubang sarang dan mati kelaparan atau mereka terlambat terjun, maka mereka akan ketinggalan dan menjadi mangsa binatang buas.
Saudaraku, menjadi seorang yang taat tidak semudah membalikkan telapak tangan, bisa dikatakan berat karena setiap hari kita juga harus terus bergumul dengan kedagingan kita. Namun firman Tuhan tak henti-hentinya menasihati, "Hiduplah sebagai anak-anak yang taat jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu," (1 Petrus 1:14). IMANUEL.

No comments:

Post a Comment