Monday, July 16, 2012

"MENJADI GEMBALA YANG ENERGIK DAN PROFESIONAL"


NAS : 1 PETRUS 5:1-11

Saudara-saudara, dalam nas firman kita hari ini, Petrus mengingatkan para Penatua untuk dapat menggembalakan domba-domba serta melaksanakan kewajiban pelayanan dengan penuh tanggung jawab. 
Penatua merupakan jabatan gerejawi yang sudah tidak asing lagi bagi kita, dan mungkin kita sudah tahu akan Job atau asal muasal dari penatua tersebut. 


Saudara-saudara, dalam PL istilah penatua disebutkan dalam bahasa Ibraninya “Zagen” dapat diterjemahkan “berumur, manusia purba, tua-tua, tertua, orang tua, pria dan wanita, senator’. Sehingga dapat diartikan bahwa arti dasar kata penatua dalam konsep PL adalah merujuk kepada orang yang lebih tua atau sudah tua baik pria maupun wanita. Jadi konsep atau defenisi penatua dalam PL mengarah kepada yang lebih tua tua yang telah memiliki banyak pengalaman baik itu dalam keluarga, politik, dan masyarakat.
Adapun dalam PB istilah penatua disebutkan dua kata yaitu “Penatua” dan “penilik”. Kata “penatua” (Yun: Presbuteros/Presbiter) dan mereka diartikan sebagai orang yang lebih tua atau senior atau Majelis yang beranggotakan orang-orang berumur lanjut.

Berdasarkan akan pengertian diatas, lalu apa yang menjadi tugas para penatua tersebut? Saat ini, kita akan melihat Job Description dari Penatua yang terbagi dalam beberapa bagian, yaitu:

a. Sebagai Leader Jemaat.

Seorang Penatua bersama rekan sepelayanannya di dalam wadah Majelis jemaat bertugas memimpin jemaat Tuhan (I Tes. 5: 12; I Tim. 5: 17). Mereka juga harus mengatur rumah Allah (Titus 1: 7). Sebagai kepala jemaat. Pejabat gerejawi harus dapat mendorong warga gereja melaksanakan tri-tugas panggilannya sebagai, yaitu bersekutu, bersaksi dan melayani baik secara pribadi maupun bersama-sama.

b. Pelayan Pastoral.
Setiap pelayan Tuhan memelihara dan menggembalakan jemaat. Sebagaimana layaknya gembala yang sejati mencari domba yang sesat, terluka dan sakit. Begitu pula, seorang Penatua harus memperhatikan warga jemaat yang Tuhan percayakan kepadaNYa dengan Pastoral. Mengapa? Sebab, pemeliharaan pastoral memberi dampak lain di dalam tugas seorang Penatua yaitu harus menasihati berdasarkan ajaran yang sehat, ajaran yang sesuai dengan kesaksian Alkitab (Titus 1: 9). Hal menasihati tidak saja dilakukan kepada mereka yang telah salah langkah; melainkan secara umum menyatakan kepemimpinan rohani kepada jemaat, khususnya bagaimana jemaat harus bertindak dalam hidup sehari-hari. Yang dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung kepada warga jemaat yang bersangkutan atau melalui sikap hidupnya sehari-hari. Jika perlu, seorang Penatua dapat menegur anggota jemaat yang melakukan kesalahan. Namun perlu diingat bahwa teguran itu harus bersifat korektif, memperbaiki sesuatu yang keliru.

c. Memproteksi Kemurnian Ajaran.

Apakah kriterianya jika suatu ajaran itu dikatakan benar dan murni? Suatu ajaran dapat dikatakan murni dan benar apabila selaras dengan pemberitaan Kristus dan Rasul-rasul seperti yang tercatat dalam Alkitab kita.
Oleh sebab itu, seorang Penatua dituntut untuk memahami kebenaran firman Tuhan serta pegangan ajaran gerejanya yang berpadanan dengan firman Tuhan itu sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar ia sendiri tidak terombang-ambing oleh rupa-rupa angin pengajaran dan menjadi batu sandungan baik bagi gerejanya, warga jemaat maupun sesama rekan sepelayanannya.

Dari job description Penatua tersebut diatas, menunjukkan betapa besarnya peran mereka dalam pelayanan atau penggembalaan. Sehingga bisa dikatakan untuk zaman itu Penatua merupakan tokoh/figur yang diperhitungkan. 
Jika kita melihat dan membaca kembali teks firman hari ini, muncul sebuah pertanyaan bagi kita, 'Mengapa Petrus mengajak para Penatua untuk benar-benar mengembalakan domba-dombanya (jemaat)? Apa sebabnya?
Saudara-saudara, rupanya pada masa itu terjadi suatu kondisi yang cukup genting, sebab tantangan berat dari pihak kerajaan Roma yang harus dihadapi jemaat yang tersebar di Asia Kecil saat itu, sehingga mendorong Petrus menuliskan nasihat khusus untuk para penatua dan orang muda (anggota jemaat). 
Dalam suratnya ini Petrus menekankan para penatua jemaat agar serius dan bertanggungjawab penuh dalam menggembalakan jemaat di setiap kota/daerah, seperti yang telah dilakukannya.

Petrus menekankan model kepemimpinan yang harus dimiliki oleh para penatua. Meneladani Sang Gembala Agung, Yesus Kristus, begitulah para penatua menjalankan tugas pelayanannya dan menjadi teladan bagi jemaat yang dipimpinnya. Petrus sendiri sebagai seorang saksi penderitaan Kristus menegaskan bahwa kepemimpinan bukan penggunaan kekuasaan kepada yang dipimpin dengan kecongkakan atau untuk mencari keuntungan sendiri. Kepemimpinan tidak pula untuk memaksa. Akan tetapi, pemimpin memimpin dengan merendahkan diri dan melayani serta penundukan diri, dan menempatkan diri sebagai gembala.

Karena itu secara detail Petrus menerangkan bagaimana sebenarnya prinsip penggembalaan yang perlu diaplikasikan pada masa itu. Adapun Konsep yang ditawarkan oleh Petrus adalah sebagai berikut: 

Pertama, kita seharusnya menggembalakan dengan sukarela, tidak dengan paksa (ay. 2a), sukarela berarti atas kemauan sendiri dan tugas dilakukan dengan rela hati. Semua pelayanan memang seharusnya tidak dilakukan dengan rasa terpaksa, karena ketika kita menggembalakan dengan rasa terpaksa, maka domba-domba kita akan merasakan dampaknya. 

Kedua, kita seharusnya menggembalakan dengan pengabdian diri, tidak dengan motivasi mencari keuntungan. Seorang gembala adalah seorang pemimpin, namun berbeda dengan pemimpin dalam hal sekuler, seorang gembala adalah pemimpin rohani, yang justru harus banyak berkorban dan melayani domba-dombanya ketimbang dilayani oleh domba-dombanya. Itulah mengapa seorang gembala yang baik, justru akan banyak berkorban bagi domba-dombanya, misalnya dalam hal memberi perhatian, memberi pertolongan, dan memberi waktu bagi domba-domba yang membutuhkannya. 

Ketiga, kita seharusnya menggembalakan dengan memberi teladan, bukan dengan memerintah (ay. 3). Gembala bukan jabatan politik seperti pemerintah. Gembala memang harus memimpin domba-dombanya, tetapi mandat untuk memimpin itu bukan diberikan dari domba-dombanya, melainkan diberikan dari Tuhan sendiri. Karenanya kita seharusnya menggembalakan dengan menunjukkan teladan atau contoh, bukan memerintah dengan tangan besi (Mat 20:25-27).

Saudara-saudara, ketiga hal diatas merupakan konsep Petrus terhadap tugas dari Penatua. Sekarang bagaimana dengan konsep GKE tentang tugas dan tanggung jawab seorang Penatua?
Untuk menjadi seorang Penatua, maka GKE memiliki syarat-syarat tertentu yang telah diatur dalam aturan GKE. Adapun syarat-syarat tersebut adalah:
1). Warga GKE yang terpanggil untuk melayani secara sukarela.
2). Anggota GKE yang sudah Sidi, pria atau wanita dan tidak sedang dikenakan displin Gerejawi.
3). Kehidupan sehari-hari dapat menjadi teladan, baik dalam maupun diluar jemaat.
4). Sudah kawin atau belum.

Dan setelah mereka diteguhkan, maka tugas Penatua yang harus dilaksanakan adalah :
1). Memelihara dan membangun sidang jemaat sebagai tubuh Kristus, dan mengawasi agar anggota jemaat hidup menurut kehendak Allah.
2). Mengawasi pengajaran yang bertumbuh di dalam jemaat agar jemaat hidup sesuai dengan ajaran Alkitab.
3). Dapat membantu tugas Pendeta atau penginjil untuk melayani sakramen atas penugasan khusus untuk itu.
4). Memberitakan firman Allah.
Pelayanan inilah yang harus dilakukan ketika telah diteguhkan dalam jabatan tersebut. Intinya, aturannya petrus mempunyai keterkaitan dengan aturannya GKE, bahwa semua adalah merujuk pada integritas Penatua/gembala yang harus terbentuk dalam rangka membangun kehidupan iman jemaat.

Saudara-saudara, dari beberapa penjelasan tadi, maka menurut hemat saya, jika hal-hal tersebut di atas dilaksanakan sesuai dengan prosedur, akan bisa membawa dampak yang baik untuk pelayanan atau gereja dan juga untuk yang bersangkutan. 
Namun, di kesempatan ini, saya ingin menambahkan satu point penting yang perlu untuk diperhatikan pula. Point tersebut adalah bagaimana cara kiranya mempersiapkan Penatua/ gembala agar ia benar-benar memahami tugas dan tanggung jawabnya, terlebih di jaman ini yang mungkin beda dengan jamannya Petrus. Sebab, berdasarkan realitas yang terjadi sekarang, ada banyak Penatua atau Gembala yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, bukannya menjadi teladan tapi malahan jadi batu sandungan bagi anggota jemaat. Contoh: Penatua atau Gembala ikut dalam perjudian, mabuk-mabukkan, melakukan KDRT, beristeri dua, malas kebaktian, malas pelayanan, menyembah berhala, dst.

Saudara-saudara, pelayanan yang diharapkan oleh jemaat dari penatua/gembala adalah pelayanan yang bertanggung jawab dan berkesinambungan. Artinya, bahwa pelayanan tidak hanya sebatas ibadah saja, namun pelayanan yang dilakukan merupakan pelayanan terpadu serta dibutuhkan figur yang dapat memperlihatkan Image Allah. Di samping itu pula ada kombinasi antara SPEAK AND ACTION, dan yang tidak kalah pentingnya adalah gembala/penatua dapat meningkatkan kualitas dan dedikasinya dalam pelayanan yang dilakukan; baik kualitas hidup dan kualitas sumber daya manusianya. 
Ya!!! Inilah yang saya mau ajukan bagi kita, yaitu menjadikan gembala yang berdedikasi dan berkualitas dan loyal terhadap tugasnya !! Ini merupakan masalah yang urgen bagi kita saat ini. 

Sekarang, bagaimana cara meningkatkan kualitas kita selaku penatua/gembala?
1. Kita harus mempunyai motivasi rohani; yaitu motivasi pelayanan yang tidak sekedar karena hal-hal jangka pendek dan dangkal, tetapi motivasi yang bersifat jangka panjang dan berakar kuat pada iman.
2. Melalui proses pembelajaran; Melatih diri untuk menyiapkan khotbah, melatih diri bagaimana menyembah Allah yang benar, Sharing dan semua ini harus teraplikasi dalam pelayanan nyata.
3. Mengasah penjiwaan kita terhadap tugas kepemimpinan; artinya pemimpin harus dijiwai oleh semangat kristiani dengan mengutamakan adanya manajemen suksesi yang terencana dengan baik.
4. Lebih memahami norma-norma ibadah; Kita harus mengerti bahwa ibadah kristen harus alkitabiah, dialogis, komunal, ramah dan penuh kekeluargaan, kontekstual, dan ibadah kristen harus suatu pencurahan diri yang tulus di hadapan Allah. Sebab ibadah yang sungguh-sungguh bertujuan memuliakan Allah dan bukan meninggikan diri.
5. Mengikutsertakan Roh Kudus. 

Dari beberapa point diatas mengisyaratkan kepada kita bahwa peningkatan kualitas dan pengabdian yang tulus adalah sebagai titik tolak keberhasilan dalam tugas penggembalaan atau pelayanan gerejawi.

Makanya, seiring dengan perkembangan jaman yang semakin melaju dengan cepatnya, hari-hari ini dapat dipastikan arus kebutuhan dari tiap-tiap individu manusiapun akan semakin meningkat, secara khusus bagaimana menjadi manusia yang berdedikasi dan berkualitas. Karena itu sangatlah perlu bagi pelayan-pelayan gerejawi untuk dapat mempersiapkan diri supaya menjadi hamba,gembala,penatua,pendeta yang berkualitas dan berdedikasi.

Oleh sebab itu, lewat nas ini saya ingin mengajak kita semua baik penatua, pendeta, penginjil, gembala, dll untuk dapat mengoreksi diri kita masing-masing. Mengapa? Karena hingga saat ini pekerjaan kita hanya sibuk menyalahkan gereja dari denominasi lain tanpa melihat apa sebenarnya kelemahan serta kekurangan pelayanan kita atau saling menyalahkan dengan sesama majelis. 

Saatnya, kita harus berubah dan menjadi baru. Harus bermetamorfosis agar dapat tetap eksis melayani Tuhan di masa mendatang. Buatlah jemaat agar semakin bergairah dengan gaya atau skill pelayanan yang transformatif serta suguhan khotbah yang sistematis (tidak asal-asalan).
Akhir kata, biarlah firman ini menjadi berkat bagi kita, baik yang sebagai ; Penatua/diakon, Pendeta, Penginjil, Gembala Sidang,dll untuk dapat semakin meningkatkan kualitas kita baik dalam sermon and ministry serta skill yang berkaitan dengan penggembalaan. Dan bagi warga jemaat supaya selalu ikut berperan serta dalam peningkatan mutu, kualitas dan juga terbuka hatinya untuk melangkah pada Era Metamorfosis. Kiranya, Gembala Agung yaitu Yesus Kristus menginspirasi dan memotivasi kita untuk lebih memantapkan pelayanan di masa sekarang ini. Ingat!! Saudara dan saya adalah Duplikat-nya Gembala Agung. TERUSKAN!!!!!!! LANJUTKAN!!!!!!! JANGAN MALU UNTUK BELAJAR, MANTAPKAN HATI UNTUK MELAYANI DENGAN SUNGGUH DAN SUKACITA.

No comments:

Post a Comment